Oleh: tangantanganbumi | Juni 21, 2007

People Line Up For ‘Green’ Bag By Famous Designer

LOS ANGELES — It’s a handbag that took the United Kingdom by storm and is quickly becoming the must-have fashion accessory in Hollywood. The bag with a message went on sale for the first time ever in the U.S. to huge crowds and long lines on Wednesday.


From rainy New York City to sunny Los Angeles, hundreds of earth-friendly fashionistas lined up for hours hoping to get their hands on the U.K.’s hottest fashion accessory.

A new canvas bag that has sold out in Europe is now on sale in limited quantities for the first time ever in the U.S.

The handbags were created by British designer Anya Hindmarch who teamed up with a non-profit “green” organization to encourage people to say no to plastic bags. Each year, up to one trillion plastic bags are used worldwide.”It’s about trying to reduce the number, to recycle and re-use. That’s the important thing,” said Hindmarch.”I think it’s a very positive message and it’s time we get rid of the plastic bag. We really have no use for it anymore. It’s just causing more damage than good,” said shopper Josh Demple.The bag is priced at $15, which is a steal compared to Hindmarch’s other handbags which cost hundreds of dollars.Some have criticized the designer for not using organic or recycled materials, but Hindmarch said it’s the message that counts and Hollywood A-listers seem to agree.”They know that if they wear them it does draw attention to it so they’ve been very supportive in that way so it’s been kind of heartwarming actually,” said Hindmarch.The limited-edition U.S. bags are white with blue letters and only 10,000 went on sale in the U.S. and Canada Wednesday at the Hindmarch Boutiques, Fred Segal and Ron Herman stores. Another 20,000 will be available in July at Whole Foods Markets on the East Coast.

http://www.knbc.com/news/13540806/detail.html

Oleh: tangantanganbumi | Juni 15, 2007

3R (Reuse, Reduce, Recycle)

Banyak orang yang merasa sulit untuk menjaga lingkungan hidup. Bahkan banyak yang menganggap, menjaga lingkungan itu cuma tugas pemerintah. Jelas pemikiran ini salah arah.

Coba pikir, jika kita mengotori lingkungan rumah, siapa yang paling merasa risi? Tentu penghuni rumah itu sendiri bukan? Bukankah pak RT tak ikut-ikut mengurusi rumah Anda yang kotor? Berharap terlalu banyak pada pemerintah juga malah akan membuat kita putus asa.

Nah, semua sebetulnya bisa dimulai dari diri kita sendiri. Ada tiga huruf R yang bisa memulainya: Reuse, Reduce, Recycle.

Reuse atau memakai kembali berarti menggunakan kembali barang-barang yang masih layak kita pakai. Tak perlu langsung membuang barang-barang yang masih sangat layak. Kalaupun misalnya Anda tak ingin menggunakan lagi, jangan langsung dibuang. Tapi dijual kembali atau diberikan kepada yang berhak. Pola konsumtif yang berlebihan juga akan merusak keuangan Anda.

Reduce atau mengurangi. Sebagai contoh, Anda membeli gado-gado untuk dibungkus. Jangan minta plastik berlebihan. Kalau rumah Anda dekat, mengapa tak tenteng bungkusan gado-gado tadi tanpa plastik. Ingat, plastik adalah bahan yang sangat sulit diurai tanah. Mikroba yang ada dalam tanah tak akan mampu merusak plastik dalam jangka waktu cepat. Coba perhatikan jika Anda mencangkul tanah dan ada plastiknya, pasti plastik itu tak rusak.

Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan. Gunakan moda transportasi umum, sepeda, atau berjalan kaki jika ingin ke pasar, restoran atau sekedar belanja ke toko di muka kompleks. Jangan sebentar-bentar mengeluarkan motor atau mobil hanya untuk menjangkau tempat-tempat yang relatif dekat. Bersepeda atau berjalan kaki jelas lebih sehat ketimbang harus duduk diam di atas kendaraan.

Recycle atau daur ulang. Gunakan barang-barang yang tertera lambang recycle-nya. Barang-barang ini lebih ramah lingkungan karena dibuat dari produk daur ulang. Atau jika Anda merasa repot, cukup kumpulkan sampah non organik pada satu wadah dan berikan kepada pemulung untuk kemudian diolah kembali.

Tak terlalu sulit bukan?

salam lestari

Oleh: tangantanganbumi | Juni 13, 2007

Apa itu Pemanasan Global?

Pernah merasakan panas yang seperti membakar kulit? Atau menyaksikan banjir yang menggenang? Itu adalah contoh-contoh jika kita tak mampu mengelola dan menjaga bumi ini dengan baik.

Bumi menjadi seperti tak bersahabat pada manusia. Apakah ini balasan karena manusia juga tak memperlihatkan sikap yang bersahabat pada alam? Bencana yang terus menerus terjadi seperti banjir, kemarau berkepanjangan, naiknya permukaan air laut dan lain-lain adalah salah satu dampak pemanasan global.

Pemanasan global  adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Planet Bumi telah menghangat (dan juga mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini, Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuwan dianggap disebabkan aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas rumah kaca ke atmosfer.

Kenaikan temperatur ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan menghangatkan lautan, yang mengakibatkan meningkatnya volume lautan serta menaikkan permukaannya sekitar 9 – 100 cm (4 – 40 inchi), menimbulkan banjir di daerah pantai, bahkan dapat menenggelamkan pulau-pulau. Beberapa daerah dengan iklim yang hangat akan menerima curah hujan yang lebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebih cepat kering. Kekeringan tanah ini akan merusak tanaman bahkan menghancurkan suplai makanan di beberapa tempat di dunia. Hewan dan tanaman akan bermigrasi ke arah kutub yang lebih dingin dan spesies yang tidak mampu berpindah akan musnah.

Hmm…ngeri kan mendengarnya? Bayangkan jika nanti rumah yang kita diami sedikit demi sedikit terendam air. Bayangkan jika muka air laut terus meninggi, berapa juta orang yang harus mengungsi dari pantai-pantai? Anak, keponakan, atau saudara-saudara terdekat kita mungkin bisa menjadi korbannya. Nah…..
Sumber: Wikipedia Indonesia

Oleh: tangantanganbumi | Juni 13, 2007

Salam Lestari

Kalau tubuh kita kotor, kita masih bisa membersihkannya dengan tangan.

Tapi jika bumi kita yang kotor, dia tak punya tangan untuk membersihkannya. 

Tangan-tangan bumi bisa jadi adalah sebuah ide yang mendadak muncul dari sebuah pemikiran atau lebih tepatnya kegelisahan melihat masalah lingkungan yang kian hari kian mencemaskan.

Tak ada pretensi ingin menjadi sebuah organisasi yang besar, tapi bisa melakukan sesuatu yang kecil namun berguna buat semua adalah harapan kami. Jika saja bumi memiliki sejuta, dua juta, dan miliaran tangan yang membantu menyembuhkan lukanya, niscaya bumi akan tetap menjadi tempat yang nyaman ditinggali anak cucu kita kelak.

salam lestari

Kategori